Merujuk pada gagasan awal dari Gabriel Campanario, founder Urbansketcher.org, yang memakai live sketch sebagai medium untuk mengenal kota, maka kegiatan menseketsa yang kami lakukan bertujuan untuk lebih memahami kota dimana kita berada. Baik di Jogja atau di kota manapun, kemudian karya kami bisa menceritakan kembali kisahnya.
Setiap sudut kota memiliki jejak sejarah yang menarik untuk diamati. Apalagi di tengah gencarnya pembangunan yang seringkali kurang memperhatikan keadaan lingkungan sekitar. Hal ini semakin membenamkan kisah-kisah yang sebelumnya ada. Misalnya, area 0 Km dan Tugu Jogja yang menjadi kawasan heritage, sekarang menjadi area yang menarik untuk berfoto, tetapi juga sasaran empuk vandalisme. Aktifitas seperti di pasar juga mungkin akan tergeser oleh mall yang makin menjamur. Keberadaan candi-candi dan masjid yang menjadi saksi sejarah sangat mungkin untuk dilupakan oleh generasi mendatang. Bahkan, mungkin saja, suatu waktu orang juga akan lupa bagaimana rasa kerupuk.
Melalui pameran ini kami ingin berbagi rekam cerita kota melalui sketsa. Dengan tajuk
Pameran ini diselenggarakan untuk merayakan proses berinteraksi kami dengan ruang kota, merekam hal-hal menarik yang penuh cerita, serta proses belajar sketsa yang selalu menyenangkan. Kegiatan ini terselenggara atas kontribusi teman-teman Indonesia’s sketchers baik dari Jogja maupun dari luar kota, juga berbagai pihak yang mendukung. Terima kasih, sangat menyenangkan bisa berkarya dengan kalian. Selamat mengawali Tahun 2015, masih banyak bangunan yang menawan, cerita yang belum terekam, lembaran kertas kosong dan tinta yang belum menggumpal menunggu kita
Terima kasih,
IS Jogja
(Tulisan ini merupakan prolog untuk pameran IS Jogja: Tintaku Sepenuh Hati)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar