Sabtu, 19 Mei 2012

From Kotagede With Saparilla

Ketika dulu masih kuliah, saya punya banyak waktu untuk melakukan apapun. Banyak waktu bukan berarti banyak uang juga lho :). Dahulu bisa jalan-jalan ke Semarang sampai 2 hari atau lebih, tanpa perasaan terburu-buru harus pulang. Pergi ke Solo tengah malam, pulang lagi entah 2-3 hari kemudian. Sangat bebas rasanya.
Tetapi ketika sudah tak berstatus mahasiswa dan bekerja, waktu lebih terbatas dan harus lebih disiplin. Saya tidak bisa begadang, tidur atau bangun seenaknya. Jadwal ketemu teman atau sekedar bermalas-malasan jd sering bentrok dengan jam kerja.


Dan kemarin tanggal 17 Mei, tanggal merah nih. Hari kenaikan Isa-Almasih, selamat bagi yang merayakan :).
Saya bersama teman-teman dari IS Jogja menemani mbak Tenny Nurwidiani (Koordinator IS Bandung) jalan-jalan ke Kotagede. Siapa kira, tempat yang dulunya hutan belantara sekarang menjadi pemukiman padat penduduk. Dan dari tempat ini lah Kerajaan Mataram Islam berdiri, kembali lagi saya mengingat tentang Panembahan Senopati, dan pertarungan Danang Sutawijaya yang bersenjatakan tombak Kyai Pleret melawan Arya Penangsang yang sakti Mandraguna dengan keris Setan Kober-nya.
Hari itu ternyata juga hari pasaran, sehingga pasar Kotagede sangat ramai sekali, ciri khas pasar ini adalah pohon beringin dan gardu induk yang bernama "Babon Aniem". Dahulu Sunan Kalijaga memberi petunjuk untuk membangun pasar dibawah pasar dengan pohon beringin yang sudah ditunjuk oleh Sunan Kalijaga. Sedangkan Babon Aniem merupakan terminal listrik induk, yang dibangun oleh ANIEM (Perusahaan Listrik Umum Hindia Belanda).

Babon Aniem

Setelah, berdesak-desakan dan beringsut pelan menembus kerumunan orang. Hmmm, rasanya saya menjadi lebih tua 10 tahun ketika melewatinya, sampai juga saya di Masjid Kotagede. Masjid Kotagede, atau biasanya masyarakat menyebutnya sebagai masjid Mataram. Memiliki bentuk bangunan yang bagus, dari gapura masuk saja saya sudah suka, dengan hiasan floral khas jawa dan ukiran wajah Banaspati di bagian tengah atas. Unik juga, karena ini seperti perpaduan Hindu-Jawa tetapi bangunan ini utk masjid. Kebanyakan masjid yang saya lihat itu identik dengan kubah. eh, saat itu juga ada yang sedang foto Pre-wedd, yang ini juga unik karena mempelai pria pakai baju militer tapi pake setting bangunan jawa (saya kira pakaian wayang lebih pas, malah bisa mirip dengan Mahesa Jenar :D ).
Gapura masuk ke pemakaman raja-raja Mataram
Lama-lama udara bertambah panas ya. Tempat yang tepat untuk dituju adalah Warung ys (ini bacanya "warung es" lho) Sido Semi, bentuknya masih sangat kuno dengan papan menu yang yang usianya mungkin lebih tua dari saya ditambah beberapa tulisan aksara jawa dan tulisan ejaan lama.dan saya cuma ikut-ikutan Mas Erick minum Saparilla (apaan juga ini). Bentuk tutup botolnya, labelnya pake kertas HVS dengan beberapa salah ketik dan pertama kali saya minum rasanya sangat aneh. Ini sketnya, tapi ini sketnya Mas Erick juga.
ornamen, Babon Aniem dan Saparilla
 Tempat terakhir yang kami kunjungi adalah Taman Sari yang disebut juga Water Castle. Konon tempat ini dibangun dan dibiayai oleh rakyat Madiun dengan kompensasi daerah mereka bebas pajak. Tempat ini sebenarnya sangat luas dan dulunya dikelilingi air sehingga untuk mencapainya harus naik perahu atau lewat terowongan di bawah.Tetapi, tempat yang dulunya kolam sekarang sudah jadi kampung bernama kampung Taman dan Segaran. Dulunya kolam air sekarang jadi Kampung Cyber :D.
Jika ada musuh yang nekat menyeberang dengan perahu bisa menjadi sasaran empuk pemanah yang berada di menara. Dan jika menyerang lewat terowongan bawah tanah, gerakan mereka sangat terbatas karena terowongan tersebut terlalu sempit dan tak terlalu tinggi, akan menjadi lebih sulit untuk ras Eropa.
Tapi Taman Sari kemudian hancur karena serangan dari Inggris, sehingga jalan masuk utamanya hancur. Sekarang , yang digunakan sebagai jalan masuk sebenarnya adalah pintu belakang Taman Sari. Dan saya kembali suka dengan ornamennya *hedeh.
Taman Sari
Cukup lama saya menggambar sampai tidak tahu kalo sudah waktunya tutup dan semua pintunya dikunci. Sehingga saya kebingungan untuk keluar, sampai seorang petugas yang kebetulan masih berada dekat pintu samping membuka gembok dan mengeluarkan saya.

1 komentar:

elephman mengatakan...

nice pic,,mas mohon ijin save gambarnya