Senin, 23 Februari 2015

Memutuskan untuk Mendukung FSTVLST

Ini CD musik pertama yang saya beli, sebelumnya lebih menyukai beli buku dari pada membeli CD. Ada banyak pertimbangan kenapa mengoleksi buku bisa lebih sederhana daripada koleksi CD musik. Buku tak memerlukan alat lain untuk mengfungsikannya, sedangkan media rekam masih butuh alat pemutar agar bisa dinikmati.
Rilisan pertama album "Hits Kitsch" dicetak terbatas dengan warna merah, sedangkan CD yang kubeli adalah versi blackpack. Versi ini dijual pertama kali bersamaan dengan konser tunggal yang bertajuk "Tanah Indah". Konser ini dimeriahkan juga dengan pameran memorabilia Jenny dan FSTVLST yang memamerkan banyak barang memorabilia Jenny dan banyak foto-foto personel yang masih bermakeup ala garage rock. Konser ini memainkan seluruh lagu dalam album Hits Kitsch, dan yang lebih menarik lagi di konser ini tidak ada bendera fanbase yang dikibarkan, suatu hal tak lumrah di sebuah konser. Tapi ya buat apa pake bendera, jika berada di konser tersebut sudah membuktikan kalo semuanya di pihak yang sama.


FSTVLST dulu ketika masih bernama Jenny identik sekali dengan warna musik The Stroke. Seiring nama barunya, band ini memiliki warna musik yang sangat berbeda dengan sebelumnya, meski beberapa lagu warna musiknya masih sama. Siapa saja bisa bisa mengkategorikan warna musik FSTVLST ke dalam rock alternative, garage rock ataupun art rock tapi mereka tegas menyebut musiknya sebagai "Almost Rock Barely Art". Sejujurnya saya suka musik mereka kali ini, seluruh lagu yang terangkum dalam album "HITS KITSCH" dibuat dengan lirik yang dalam dan komposisi bunyi yang asyik.
Saya suka seluruh lagu di album ini, "Tanah Indah Untuk Para Terabaikan Rusak dan Ditinggalkan" jadi lagu favorit saya, perpaduan bunyi-bunyian dan liriknya sangat nyaman didengarkan. Jejak musik garage ala Jenny masih terasa di lagu "Hari Terakhir Peradaban" , "Hujan Mata Pisau" dan "Satu Terbela Selalu". Dan coba perhatikan tiap kata di track "Hal-hal Ini Terjadi", pembacaan puisi tentang konsumerisme, atheisme dan kebencian yang cukup manis.
Satu hal yang harus turut melengkapi karya ini adalah pemutar CD dan perangkat speaker yang mumpuni, ini yang sering membayang di benak saya ketika memutar album ini dengan laptop pribadi yang kualitas outputnya pas-pasan. Berkhayal dan berkhayal, suatu saat saya akan memiliki tempat yang nyaman untuk mendengarkan koleksi CD musik dengan perangkat pemutar yang bagus, Iya, saya tau ini CD pertama saya, tapi saya berkeinginan untuk mengoleksi CD juga. Selanjutnya saya ingin sekali mendapatkan album "Detourn - The SIGIT".
Banyak hal yang harus dilalui mereka dalam mempertahankan eksistensinya dan mereka butuh dukungan agar tetap melakukan aktifitas ben-benan nya, tanpa ragu saya memutuskan untuk mendukung FSTVLST. 


Tidak ada komentar: